BerdasarkanUndang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, berpeluang meningkatkan status Lhokseumawe menjadi Kota Administratif, pada tanggal 14 Agustus 1986 dengan Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 1986 Pembentukan Kota Administratif Lhokseumawe ditandatangani oleh Presiden Soeharto, yang diresmikan oleh Menteri JawabanYang Benar Menurut Pilihan diatas adalah A. 1), 2) dan 4) Dilansir dari Ensiklopedia, Ciri-ciri negara berkembang ditunjukkan oleh nomor 1), 2) dan 4). Baca Juga: Pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal, sebab hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial dan MKCHmendefinisikan agama sebagai berikut : Agama (yakni agama Islam) yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, ialah apa yang diturunkan Allah di dalam Alquran dan yang tersebut dalam Sunnah yang Kegiatanekonomi yang utama di negara Singapura ditunjukkan oleh nomor. May 20, 2022 by Info Soal Pelajaran. Cermati pernyataan berikut! 1) industri perkapalan 2) pengolahan karet mentah 3) pengolahan minyak bumi 4) industri pupuk Urea Kegiatan ekonomi yang utama di negara Singapura ditunjukkan oleh nomor? A. 1, 3, 4 B. 1, 2, 3 C. 1, 2, 4 D. 2 Timetu, untuk join bisnes ni kena ada modal Rm3400 On Jan 1, di tangan ada duit RM1,100 dan dalam bank ada RM900 (1) Baki b/b (baki bawa ke bawah) Resit, Baucer Pembayaran, Keratan Cek, Borang Wang Masuk, Bil 9 Dengan segera mengganti mana-mana kesusutan wang tunai atau setem yang dia bertanggungjawab PK 17 Sebahagian duit akan digunakan oleh PermendiknasNo. 28 Tahun 2010 Persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah yaitu memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah pada jenis dan jenjang yang sesuai dengan pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan Direktur Jenderal. (Pasal 2 Ayat 3 point b). Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi Kemendikbudmenetapkan lima tujuan sebagaimana dapat dilihat di Tabel 2.1. Tabel 2.1 Tujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020-2024 No. Tujuan 1. Perluasan akses pendidikan bermutu bagi peserta didik yang berkeadilan dan inklusif 2. Indikatorekonomi yang digunakan salah satunya adalah GNP perkapita sementara indikator sosial salah satunya adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). GNP (Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto adalah total nilai pendapatan yang diperoleh oleh seluruh penduduk negara baik yang dihasilkan di dalam negeri maupun diluar negeri. lqc5oxD. ArticlePDF Available AbstractThis article describes the development of Islamic education in Singapore, especially Madrasah al-Juneid al-Islamiyah. The problem how is the development of curriculum in Madrasah al­Juneid? and what are the future challenges this madrasah? To answer this problem, the amount of data collected through obser­vation methods, interviews, and documentation. The data collected were analyzed by descriptive-qualitative. The results showed first, the curriculum in Madrasah al-Juneid initially uncharged pure religion then expanded by adding a general lesson. In learning, study materials commonly used approach to integration with the teachings of Islam. Second, the madrasahs in Singapore face challenges in the future are not light, namely the world of work demands, the demands of quality, the challenge of Western lifestyles, and the accusations against Islam as a religion of terrorists. All these challenges must be responded by madrasah creative in developing a quality program that graduates could compete with graduate school; can fortify the modern-secular lifestyle, and can coexist peacefully in the midst of Singapore's plural society. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 433PENDIDIKAN ISLAM DI SINGAPURAStudi Kasus Madrasah al-Juneid al-IslamiyahMohammad KosimJurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam STAIN Pamekasanemail aboulvaqih This article describes the development of Islamic educationin Singapore, especially Madrasah al-Juneid al-Islamiyah. Theproblem how is the development of curriculum in Madrasah al-Juneid? and what are the future challenges this madrasah? Toanswer this problem, the amount of data collected through obser-vation methods, interviews, and documentation. The data collectedwere analyzed by descriptive-qualitative. The results showed first,the curriculum in Madrasah al-Juneid initially uncharged purereligion then expanded by adding a general lesson. In learning, studymaterials commonly used approach to integration with the teachingsof Islam. Second, the madrasahs in Singapore face challenges in thefuture are not light, namely the world of work demands, the demandsof quality, the challenge of Western lifestyles, and the accusationsagainst Islam as a religion of terrorists. All these challenges must beresponded by madrasah creative in developing a quality programthat graduates could compete with graduate school; can fortify themodern-secular lifestyle, and can coexist peacefully in the midst ofSingapore's plural society. 434 Al-Tahrir No. 2 November 2011Keywords Pendidikan Islam, madrasah, kurikulum, Madrasah al-JuneidPENDAHULUANPendidikan Islam bisa berarti proses atau lembaga. Sebagai proses, pendidikanIslam merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkanpotensi peserta didik menuju terbentuknya pribadi muslim sempurnamelalui upaya pengarahan, pengajaran, pelatihan, pemberian contoh,bimbingan, pengasuhan dan pengawasan secara islami. Sedangkansebagai lembaga, pendidikan Islam merupakan lembaga pendidikan yangpendirian dan penyelenggaraannya dilandasi nilai-nilai Islam dan untukmewujudkan cita-cita lembaga pendidikan Islam di suatu negara cukupberagam jenis dan jenjangnya tergantung pada tradisi masyarakat Islamsetempat dan kebijakan pemerintah di suatu negara. Di Indonesia, lembagapendidikan Islam dapat ditemukan mulai jenjang pendidikan dasar hinggapendidikan tinggi dengan jenis beragam dan jumlah yang mencapai di Singapura, lembaga pendidikan Islam hanya terbatas padajenjang pendidikan dasar dan menengah dengan jenis dan jumlah yangterbatas. Di negeri singa ini dikenal dua jenis lembaga pendidikan Islam,yaitu madrasah sepenuh masa full time dan madrasah separuh masapart time.2 Madrasah sepenuh masa merupakan lembaga pendidikanIslam yang proses pembelajarannya berlangsung tiap hari sebagaimanayang terjadi pada madrasah di Indonesia, dan kurikulumnya menggabungkanmata pelajaran agama dan umum. Sedangkan madrasah separuh masamerupakan lembaga pendidikan yang proses pembelajarannya tidakberlangsung tiap hari, mungkin dua-tiga kali seminggu, dilaksanakan pada1Berdasar data Statistik Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agamatahun 2009-2010, jumlah madrasah di Indonesia mencapai lembaga, yangterdiri atas Raudlatul Athfal/Taman Pendidikan al-Qur’an; MadrasahIbtidaiyah; Madrasah Tsanawiyah; dan Madrasah Aliyah. Jumlahtersebut belum termasuk Madrasah Diniyah ula, wustha, dan ulya, pondokpesantren, sekolah Islam, dan Perguruan Tinggi Islam yang jumlahnya Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia TenggaraJakarta Rineka Cipta, 2009, 118-122. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 435sore dan malam hari; materinya murni keagamaan; dan umumnyaberlangsung di masjid-masjid. Dengan karakter demikian, madrasahseparuh masa lebih tepat disebut pendidikan jenis madrasah tersebut memiliki bidang garapan madrasah penuh waktu adalah para pelajar muslim yang sejakawal memilih lembaga ini sebagai tempat mengembangkan madrasah paruh waktu memiliki sasaran para pelajar muslimyang menuntut ilmu di sekolah umum, agar mereka mengenal ajaran dasarIslam mengingat sekolah-sekolah umum di Singapura tidak mengajarkanmata pelajaran Dengan demikian, kedua jenis madrasah tersebutsama-sama memiliki peran signifikan dalam menumbuhkembangkansemangat islami sejak dini bagi para generasi jenis madrasah yang kini berkembang di Singapura, kajian dalamtulisan ini difokuskan pada madrasah penuh waktu full time terutamaMadrasah al-Juneid al-Islamiah. Madrasah ini dipilih karena memilikikeunggulan dibanding madrasah lainnya di Singapura. Buktinya, madrasahini banyak dikunjungi penyelenggara pendidikan Islam di luar Singapuradalam rangka studi banding; madrasah ini banyak diminati para orang tuadan pelajar muslim di Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam; banyakalumni al-Juneid yang melanjutkan/diterima di universitas Islam terkemukadi dunia, khususnya Universitas al-Azhar Mesir; dan banyak dari lulusanmadrasah ini yang menjadi tokoh agama di Singapura, Malaysia danBrunai antara lembaga pendidikan formal, nonformal dan informaladalah; Pendidikan formalmeru-pa-kanjalurpendidikanyangterstrukturdanberjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, danpendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luarpendidikanfor-malyangdapatdilaksanakansecaraterstrukturdan pendidikan informalmeru-pakanjalurpendidikankeluargadanlingkungan. Baca lebih lanjut dalam Undang-Undang Sistem PendidikanNasional Nomor 20/2003 pasal 1 ayat 11, 12, Sebagai negara sekuler dengan penduduk berasal dari etnis dan agamaberagam, pemerintah Singapura memberikan kebebasan kepada setiap warganegaranya untuk memeluk suatu agama dan bahkan untuk tidak itu, di sekolah-sekolah milik pemerintah tidak diperkenankan mengajarkanagama.Se-ko-lahbersifatnetral,danagamamenjadiurusanpribadi ini sangat berbeda dengan Indonesia yang—meskipun bukan negaraagama—menjadikanpendi-dikanagamasebagaisalah satu mata pelajaran wajibdalam semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan. 436 Al-Tahrir No. 2 November 2011Kajian tentang Madrasah al-Juneid difokuskan pada masalah-masalahberikut; bagaimana kurikulum yang dikembangkan di Madrasah al-Juneid?;dan apa saja tantangan yang dihadapi madrasah ini? Untuk menjawabmasalah ini, dikumpulkan sejumlah data terkait melalui metode observasi,wawancara, dan Data-data yang terkumpul dianalisissecara ISLAM DI SINGAPURASingapura adalah salah satu negara kecil di Asia Tenggara yang terletakdi penghujung Semenanjung Malaysia, berbatasan dengan JohorMalaysia dan Kepulauan Riau Indonesia. Negara ini merdeka tanggal9 Agustus 1965 setelah lama dijajah Inggris 1819-1963. Pada awalnyaSingapura merupakan kampung nelayan yang dihuni oleh etnis kemerdekaan, standar kehidupan di negara ini meningkat ini menjadi pusat keuangan terdepan keempat di dunia dan sebuahkota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalamperdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalahsatu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia. Singapura disebut-sebut sebagainegara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun Intelligence Unit menempatkan Singapura pada peringkatpertama kualitas hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia. Negarakota city state ini memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju. Pertumbuhanekonomi Singapura adalah yang tercepat di dunia dengan pertumbuhanPDB Pendapatan Domestik Bruto pada per-tengahan ke lokasi Madrasah al-Juneid dan wawancara dengan stafpengajar Madrasah al-Juneid dilakukan disela-sela acara short course yang diikutipenulis selama sebulan 1-30 Nopember 2010 di Singapura.. Sayangnya, ketikaobservasi dilakukan madrasah sedang libur, sehingga penulis tidak bisa menggaliinformasi dari murid. Sedangkan metode dokumentasi digunakan untukmengumpulkan data-data dokumen-ter terkait informasi madrasah al-Juneidseperti brosur, kurikulum, dan informasi tertulis diakses 3 Februari 2011. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 437Luas wilayah Singapura saat ini sekitar 7,10 km2 271,8 mil2.7Sedangkan jumlah penduduknya, berdasar sensus penduduk tahun 2010,mencapai 5,8 juta jiwa yang terdiri atas etnis Tionghoa 77,3%, etnisMelayu 14,1%, etnis India 7,3%, dan etnis lainnya 1,3%.8 EtnisMelayu merupakan penduduk asli Singapura yang belakangan Mayoritas penduduk Singapura menganut agama Buddha32,08%, selebihnya adalah penganut agama Kristen 17,68%, Islam14,21%, Tao 10,53%, Hindu 4,90% dan penganut agama lainnya0,67%. Sedangkan sisanya 16,38% tidak Islam sebagian besar berasal dari etnis Melayu. Sisanya darikomunitas India dan Pakistan serta sejumlah kecil dari Cina, Arab danEurasia. Mayoritas penduduk Muslim Singapura secara tradisional adalahMuslim Sunni yang mengikuti mazhab Syafi'i, ada juga Muslim pengikutmazhab Hanafi serta sedikit Muslim dengan pertambahan penduduk, jumlah pemeluk Islam diSingapura kian bertambah setiap waktu. Hal yang sama juga terjadi padapemeluk agama lainnya, termasuk yang tak beragama, kecuali agamaTao yang mengalami penurunan signifikan. Hal ini terlihat dalam tabelstatistik penduduk berdasar agama periode 1980-2010 berikut127Pada awal tahun 1960, luas wilayah Singapura sekitar km2. Sejakdi-la-ku-kanreklamasipantaitahun1960,luasdaratanSingapurasemakin bertambahmenjadi 646 km2 tahun 1991, dan berkembang menjadi 710 km2 tahun city8 ini masih akan bertambah sekitar 100km2 lagi hingga tahun 2030. Konon, pasir untuk kebutuhan reklamasi dipasokdari Indonesia yang dikeruk dari laut dan dikuras dari darat baik secara legalmaupun illegal, khususnya melalui Kepulauan diakses 3 Februari orang Cina merupakan etnis Melayu-Muslim. Pada tahun 1824, pendudukMelayu berkurang menjadi kurang 50% dan penduduk Cina meningkat menjadisepertiga. Seiring kian berkembangnya perekonomian Singapura, etnis Cina semakinbanyak mendatangi Singapura, akibatnya jumlah penduduk Cina terus meningkatdiSingapura,sedangkanpen-dudukMelayu-Muslimterusmerosot.Bacalebihlanjut dalam diakses5 November diakses 3 Februari 2011. Jumlah pendudukberdasar kategori agama tersebut hanya dibatasi pada penduduk berusia 15tahun ke diakses 3 November diakses 3 Februari 2011. 438 Al-Tahrir No. 2 November 2011Masuknya Islam ke Singapura tidak dapat dipisahkan dari prosesmasuk-nya Islam ke Asia Tenggara secara umum, karena secara geografisSingapura merupakan salah satu pulau kecil yang terdapat di tanahSemenanjung Melayu. Pada masa awal, Islam yang dikenalkan kepadamasyarakat Asia Tenggara lebih kental dengan nuansa tasawuf. Karenaitu, penyebaran Islam di Singapura juga tidak terlepas dari corak tasawufini. Buktinya pengajaran tasawuf ternyata sangat diminati oleh ulama-ulama setempat dan raja-raja Melayu. Kumpulan tarekat sufi terbesar diSingapura yamg masih ada sampai sekarang ialah Tariqah 'Alawiyyahyang terdapat di Masjid Ba'alawi. Tarekat ini dipimpin oleh Sayid Hasanbin Muhammad bin Salim mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan umat Islam diSingapura, pemerintah negeri singa ini mendirikan Majlis Ulama IslamSingapura MUIS atau Islamic Religious Council of Singapore pada tahun1968. Wewenang badan resmi milik negara ini meliputi pembinaan danpengembangan serta peng-awasan terhadap masjid-masjid, pendidikanIslam, pernikahan, zakat, haji, kurban, sertifikasi halal, fatwa, dan hal-halterkait Kegiatan MUIS dibiayai oleh negara, bahkan parapejabat dan pegawainya, termasuk mufti negara, diangkat oleh PresidenSingapura yang Hitami, Sejarah Islam Asia Tenggara Pekanbaru Alaf Riau, 2006,32. 14Informasi tentang keberadaan dan kedudukan MUIS bisa dibaca dalam Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 439Dilihat dari jumlah umat Islam yang minoritas serta keberadaannegara Singapura yang sekuler, pendirian MUIS oleh negara merupakan wujudperhatian lebih dari pemerintah Singapura terhadap umat Islam, mengingatlembaga sejenis tidak ada untuk agama lain, meskipun pemeluknya lebih besardari Islam. Namun dari aspek politis, pendirian MUIS dapat dipandangsebagai langkah taktis peme-rintah Singapura untuk mengontrol umat Islamdari dalam. Tidak heran jika sebagian aktivis muslim Singapura memandangkeberadaan MUIS sebagai explainers of government policies, "para penjelaskebijakan pemerintah". Istilah ini muncul, antara lain, menyusul perdebatansoal pelarangan jilbab oleh pemerintah di sekolah umum tahun 2002. Kalaitu, dua anak perempuan Muslim dilarang masuk sekolah karena menolakuntuk melepas jilbab selama jam belajar. Pihak pemerintah beralasan,pelarangan jilbab di sekolah umum bertujuan untuk menciptakan suasanaharmonis antar agama dan etnis di lingkungan MUISmalah mendukung kebijakan pemerintah dengan mengatakan, "Aturanlarangan tudung cuma berlangsung beberapa jam ketika murid-muridberada di sekolah. Pendidikan lebih penting."15Sebagai kepanjangan tangan pemerintah, MUIS juga melakukan peng-awasan terhadap khutbah Jum'at di setiap masjid untuk memastikan isikhutbah sesuai dengan konsep negara Singapura yang majemuk. Parapenceramah yang datang dari luar pun diwajibkan mengurus izin ceramahkepada MUIS sebelum mereka bisa berceramah di Singapura. Akantetapi, terlepas dari pro-kontra keberadaan MUIS, lembaga ini telah banyakberbuat untuk kemajuan umat Islam di Singapura, antara lain dalampengembangan pendidikan DI SINGAPURAKendati fenomena madrasah di dunia Islam telah muncul sekitar abadke-4/5 H 10/11 M, seperti munculnya madrasah-madrasah di Naisaphur15Surya Fachrizal, “Etnis Melayu; Penduduk Asli Singapura yang MakinTersingkir”, dalam Suara Hidayatullah Pebruari 2009. Di Indonesia, pemerintahjuga pernah melarang para pelajar muslim menggunakan jilbab di sekolah ini sebagaimana diatur dalam SK Dirjen Dikdasmen karena kuatnya penolakan umat Islam, akhirnya pelarangan tersebutdihapus berdasar SK Dirjen Dikdasmen No. 100/C/Kep/D/1991. 440 Al-Tahrir No. 2 November 2011Iran ± 400 H dan Madrasah Nidzamiyah di Baghdad 457 H,16 keberadaanmadrasah di Singapura baru dijumpai pada awal abad ke-20. Madrasahyang pertama kali berdiri adalah Madrasah al-Sibyan. Madrasah ini berdiritahun 1905 dengan fokus utama pendidikan menghafal al-Qur' madrasah modern yang pertama kali berdiri adalah Madrasahal-Iqbal. Lembaga ini didirikan tahun 1908 oleh para reformis Islam di negaraini. Modernisasi Madrasah al-Iqbal tampak dalam kurikulum yang selainberupa kajian Islam, juga menawarkan mata pelajaran umum sepertigeografi, sejarah, matematika dan bahkan bahasa Inggris. Namun, karenakurangnya respon positif dari komunitas Muslim Singapura ketika itu,madrasah tersebut ditutup setahun dikaitkan dengan modernisasi madrasah di Indonesia, gerakanyang dilakukan para reformis muslim di Singapura hampir bersamaanwaktunya dengan yang terjadi di Indonesia. Di negara muslim terbesardi dunia ini, para reformis muslim juga melakukan modernisasi madrasahdi awal abad ke-20, tepatnya tahun 1909 yang ditandai dengan berdirinyaMadrasah Adabiyah di Padang Beberapa penulis sejarahpendidikan Islam menyebut dua peristiwa penting yang melatarbelakangimunculnya gerakan modernisasi madrasah di dunia Islam, yaitu kolonialismedan gerakan pembaharuan Islam yang menggema dari Timur sejarawan pendidikan Islam seperti Munir al-Din Ahmed,George Makdisi, Ahmad Syalabi, dan Michael Stanton berpendapat bahwamadrasah yang pertama kali muncul adalah Madrasah Nidzamiyah yangdidirikan Wazir Nidzam al-Mulk sekitar tahun 457 H/1064 M. Namun, penelitianlebih akhir menyebutkan bahwa madrasah di Naisaphur justru muncul lebihawal—sekitar tahun 400 H/1009 M—jauh sebelum madrasah kedua ini dianut oleh Richard Bulliet, Naji Ma’ruf, dan al-Al. Bacalebih lanjut; Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan ModernisasiMenuju Millenium Baru Jakarta Logos, 1999, vii-viii. Tentang sejarahpertumbuhan dan perkembangan madrasah di era klasik, baca lebih lanjut dalam;Ahmad Syalabi, Sedjarah Pendidikan Islam, terj. Muchtar Jahja dan Sanusi LatiefJakarta Bulan Bintang, 1973, 109-112; George Makdisi, The Rise of CollegesInstitutions of Learning in Islam and The West Edinburg Edinburg UniversityPress, 1981, Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Ja-kar-taHidakarya Agung, 1996, lebih lanjut dalam Maksum, Madrasah Sejarah danPerkembangannya Jakarta Logos, 1999, 81-82; Azra, Pendidikan Islam, 36-38 dan 97-102; Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah; PendidikanIslam dalam Kurun Moderen Jakarta LP3ES, 1994, 26-29. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 441Pada periode selanjutnya pendirian madrasah di Singapura makindigalak-kan para pemuka agama dalam rangka pengembangan dakwahislamiyah melalui jalur pada tahun 1966 di Singapuratelah berdiri 26 Namun dalam perjalanannya, pemerintahSingapura membatasi jumlah madrasah hingga menjadi enam lembagadengan jumlah siswa yang juga dibatasi. Keenam madrasah dimaksudadalah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut20Madrasah-madrasah tersebut menyelenggarakan pendidikan dalamdua jenjang, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, yang meliputi;tingkat elementary ibtidaiyah 6 tahun, tingkat secondary thanawiyah 6tahun, dan tingkat pra-university 'aliyah 2 tahun. Sayangnya, hingga saatini di Singapura belum ada perguruan tinggi madrasah di atas merupakan lembaga swasta yang dikelolaumat Islam. Dana pengelolaan madrasah mayoritas berasal dari sumbanganumat Islam baik dari sumbangan orang tua murid maupun dari zakat-infaq-sadaqah umat Islam. Di samping itu, madrasah juga mendapatbantuan rutin dari pemerintah Singapura dan Majlis Ugama Islam SingapuraMUIS.2119Intan Azura Mokhtar, “Madrasahs in Singapore Bridging Between TheirRoles, Relevance and Resources”, Journal of Muslim Minority Affairs, 06 May2010, Dinamika Pendidikan Islam, Singapura memberikan bantuan rutin tiap triwulan untuk tiapmadrasah. Jumlah bantuan yang diberikan adalah $ 10,00 per siswa per itu, MUIS juga menyediakan bantuan rutin setiap tahun untuk enammadrasah, yang diperuntukkan bagi peningkatan mutu guru dan pengembanganperpustakaan. 442 Al-Tahrir No. 2 November 2011Di muka telah dijelaskan bahwa hingga saat ini pemerintah Singapuramembatasi jumlah madrasah. Dalam pandangan pemerintah Singapura,enam madrasah tersebut telah cukup untuk memelihara dan menyiapkankader-kader muslim masa depan. Selebihnya, para pelajar muslim harusbergabung dengan pelajar lainnya di sekolah-sekolah umum milik pemerintahyang jumlahnya mencapai 173 sekolah dasar dan 156 sekolah menengahdi seluruh tahun 2007 upaya "membatasi" jumlah madrasah dilakukan kembalioleh pemerintah melalui MUIS sebagai pembina pendidikan Islam denganmembuat program Joint Madrasah System JMS yang pada tahap awalmelibatkan tiga madrasah, yaitu Madrasah al-Juneid, Madrasah al-'Arabiyah,dan Madrasah al-Irsyad. Melalui program ini, kewenangan ketiga madrasahtersebut dalam menyelenggarakan pendidikan semakin al-Juneid dan al-'Arabiyah dibatasi pada madrasah tingkatmenengah, sedangkan Madrasah al-Irsyad khusus menyelenggarakanmadrasah tingkat rendah. Dengan pembagian demikian, maka sejak tahunpelajaran 2009 Madrasah al-Juneid dan al-'Arabiyah tidak lagi menerimacalon siswa tingkat rendah dan hanya menerima calon siswa tingkatmenengah. Begitu juga dengan Madrasah al-Irsyad, mulai tahun yang samahanya menerima calon siswa tingkat rendah. Dengan kebijakan ini, makajumlah jenjang pendidikan madrasah menjadi berkurang, yang hal iniberdampak pada berkurangnya kesempatan anak-anak muslim terbatasnya jumlah madrasah dan calon siswa yang diterima,banyak pelajar muslim yang terpaksa harus melanjutkan ke sekolah animo masyarakat muslim Singapura untuk memasukkan putra-putrinya ke madrasah semakin tinggi seiring kian meningkatnya tingkatreligiusitas dalam masyarakat. Hal ini, misalnya, terlihat dari jumlahpendaftar ke Madrasah al-Juneid yang mencapai 800 siswa pada tahun2000 dan meningkat menjadi di tahun 2004. Padahal Madrasah al-Juneid hanya akan menerima 400 siswa setiap Mohamed Nasir, Alexux A. Pereira and Bryan S. Turner,MuslimsinSinga-pore;Piety,PoliticsandPolicies London Routledge Taylor& Francis Group, 2010, 70. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 443Kebijakan pemerintah Singapura yang cenderung membatasi jumlahmadrasah tidak terlepas dari agenda besar pemerintah negeri ini untukmewujudkan integrasi nasional di tengah-tengah penduduk Singapura yangmajemuk, melalui sistem pendidikan yang berlaku secara nasional. Karenaitu, segera setelah kemerdekaan, pemerintah menutup semua sekolah yangcenderung monorasial seperti sekolah Cina, sekolah Melayu, dan sekolahTamil. Pemerintah hanya menyisakan dua lembaga untuk tetap eksisdengan kontrol ketat, yaitu madrasah yang telah berkembang sejak lamasebelum Singapura merdeka dan Special Assistance Plan SAP, suatulembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang memilikikemampuan lebih dalam bidang bahasa Inggris dan bahasa AL-JUNEID AL-ISLAMIYAHSejarah RingkasNama lengkapnya adalah Madrasah al-Juneid al-Islamiyah al-JuneidIslamic School, terletak di Jalan Victoria Lane 30 Singapura. Lembaga inimerupakan sekolah Islam tertua ketiga di Singapura setelah Madrasahal-Sagaff dan al-Arabiyah. Madrasah al-Juneid didirikan oleh Syeid AbdurRahman bin Umar bin Junied bin Ali al-Juneid pada tahun 1927 di atastanah wakaf dari kakeknya, Syeid Umar bin Ali al-Juneid. Di atas tanahwaqaf tersebut didirikan sebuah bangunan madrasah dua lantai bergayakolonial. Angkatan pertama siswa hanya berjumlah sepuluh anak laki-laki,dan terus bertambah seiring pertambahan jumlah umat Islam. Selamabertahun-tahun, Madrasah al-Juneid telah menarik perhatian siswa tidakhanya dari Singapura, tetapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysiadan Brunei tahun 1941, Madrasah al-Juneid menambah ruang kelas untukmeme-nuhi kebutuhan pendaftar yang terus bertambah. Pada saat yangsama, aktivitas madrasah sempat terganggu akibat Perang Dunia II yangmenuntut siswa dan guru kembali ke daerah asal mereka. Sempat pulaMadrasah al-Juneid berubah nama menjadi Darul 'Ulum al-Diniyah al-Junaidiyah. Setelah keadaan aman, aktivitas madrasah dilanjutkan dannama aslinya dikembalikan. Dalam perkembangannya, jumlah murid semakinbertambah sehingga gedung madrasah tidak bisa lagi menampung 70-72. 444 Al-Tahrir No. 2 November 2011Karena itu, pada tahun 1991, dibentuk komite pembangunan madrasah untukmerencanakan sebuah bangunan modern di lokasi sekolah lama. Danapembangunan dikumpulkan dari komunitas Muslim dan non-Muslim yangbersimpatik untuk proyek tersebut. Pada tanggal 7 Agustus 1996,pembangunan gedung baru dimulai. Selama proses membangun, kegiatanbelajar mengajar di-pindah ke gedung Pusat Bahasa di Winstedt Road,tidak jauh dari lokasi pem-bangunan. Di tempat ini, mereka harus berbagidengan siswa dari Madrasah al-Irsyad yang juga direlokasi karenabangunan sekolah mereka juga sedang 21 April 2000 gedung baru berlantai lima resmi ditempati. Gedungyang berdiri megah di atas lahan seluas 0,52 hektar tersebut memiliki fasilitasmemadai; 28 ruang kelas baru yang dapat menampung hingga 2000 siswa;ruang perpustakaan dua lantai; ruang komputer dengan 30 terminal;laboratorium sains; studio seni; lapangan olahraga; ruang teater dengan 250kursi; dan ruang serba guna yang dapat menampung 500 arti sempit kurikulum pendidikan dimaknai sebagai sekumpulan matapelajaran terprogram yang harus ditempuh peserta didik dalam suatulembaga pendidikan Sedangkan dalam arti luas, kurikulumdiartikan sebagai keeluruhan pengalaman belajar yang diterima pesertadidik di bawah tanggung-jawab yang diterapkan di Madrasah al-Juneid mengalami perkem-bangan seiring kebutuhan dan tuntutan Sejak madrasah ini berdiritahun 1927 hingga sebelum tahun 1960, kurikulumnya murni bermuatanagama ulum al-diniyah. Namun, sejak tahun 1960-an madrasah ini mulaimengembangkan kurikulumnya dengan menambah sejumlah mata pelajaranumum. Akan tetapi, perubahan ini tidak mengubah perhatian utama25Webster’s, New International Dictionary New York Gc MerriamCompany, 1953, Miel, Changing the Curriculum a School Process New YorkApletion Century Company, 1946, Oemar Hamalik, ada enam faktor yang menjadi landasan dalampenyusunan dan pengembangan kurikulum, yaitu; filsafat dan tujuan pendidikan,sosial budaya dan agama, perkembangan anak didik, keadaan lingkungan, kebutuhanpembangunan, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Baca lebihlanjut dalam Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaan Jakarta Bumi Aksara,1995, 19. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 445Madrasah al-Juneid terhadap pengajaran ilmu agama dan bahasa Arabyang merupakan alasan utama mengapa orang tua banyak mengirim anak-anak mereka ke madrasah ini. Pengembangan kurikulum yang dilakukanMadrasah al-Juneid ini tergolong lambat jika dibandingkan dengan madrasahlainnya di Singapura, semisal Madrasah al-Ma'arif, yang sejak tahun 1930-an telah memasukkan pelajaran penambahan mata pelajaran umum, maka komposisi kurikulumyang dikembangkan Madrasah al-Juneid hingga saat ini adalah 70 persenmata pelajaran agama dan 30 persen mata pelajaran umum. Porsi kurikulumyang lebih menitikberatkan pada materi agama ini berbeda denganmadrasah lainnya di Singapura semisal Madrasah al-Ma'arif yang memilihfifty-fifty antara pelajaran agama dan umum. Alasannya, Madrasah al-Juneidbertujuan untuk menyiapkan calon ulama pewaris nabi. Hal ini bisa dilihatdari visi-misi yang dicanangkan Madrasah al-Juneid sebagai berikut 1. Visi Madrasah Melestarikan generasi ulama dan pemimpin Islam2. Misi Madrasah Menghasilkan lulusan yang beriman kepada AllahSwt. dalam rangka memimpin masyarakat Muslim dan melayanibangsa; memberdayakan siswa dengan pengalaman pendidikanyang komprehensif dan dinamis; dan menjadi lembaga pendidikanIslam terkemuka dalam mengembangkan potensi di atas hanya dapat dicapai dengan kurikulum yangdirencanakan rapi yang memberikan porsi lebih luas untuk mata pelajaranagama. Untuk itu, sejak tingkat rendah hingga pra-universitas, matapelajaran agama di Madrasah al-Juneid selalu dominan. Hal ini terlihatdalam daftar mata pelajaran setiap tingkat berikut291. Mata Pelajaran di Primary Level/Tingkat Rendah 6 tahun atausetara Madra-sah Ibtidaiyah, meliputi; Tauhid, al-Qur'an, Hadis,Fiqh, Bahasa Arab, Nahwu, Bahasa Inggris, Bahasa Melayu,Matematika, dan Mata Pelajaran di Secondary Level/Tingkat Menengah 4 tahunatau setara Madrasah Tsanawiyah, meliputi; Tauhid, al-Qur'an,28Dikutip dari dikases 1 Februari mata pelajaran tersebut dikutip dari brosur tentang Madrasah Al-Juneid al-Islamiyah. 446 Al-Tahrir No. 2 November 2011Fiqh, Insya', Nahwu, Sharf, Tafsir, Ulumul Qur'an, Hadis, Faraidh,Rasm al-Khatt, Bahasa Inggris, Bahasa Melayu, Matematika,Sains, Kimia, Biologi, Mata Pelajaran di Pre-University Level/Tingkat Pra-Universitas2 tahun atau setara Madrasah Aliyah, meliputi; Tauhid, al-Qur'an, Fiqh, Insya', Nahwu, Sharf, Tafsir, Ushul Fiqh, Hadis,Musthalah al-Hadis, Mantiq, Balaghah, Adab, Qawaid Fiqhiyah,Bahasa Inggris, Bahasa Melayu, Matematika, Sains, Kimia,Biologi, dibanding dengan kurikulum madrasah di Indonesia, apa yangberlangsung di Madrasah al-Juneid saat ini lebih mirip dengan kurikulummadrasah sebelum tahun 1975. Ketika itu, kurikulum madrasah didominasipelajaran agama dan sedikit pelajaran umum. Dalam perkembangannya,terutama setelah pemerintah mengeluarkan SKB 3 Menteri MenteriAgama, Menteri Pendidikan, dan Menteri Dalam Negeri tahun 1975, porsikurikulum madrasah di Indonesia berubah menjadi 30% agama dan 70%umum. Setelah pemerintah mengesahkan UU Nomor 2/1989 tentang SistemPendidikan Nasional, status madrasah bergeser menjadi sekolah umumberciri khas agama Islam. Dengan status demikian, maka mata pelajaranumum di madrasah sama persis dengan di sekolah, sehingga me-ngurangijatah mata pelajaran kedalaman pengetahuan agama yang diajarkan di Madrasahal-Juneid sejajar dengan yang dikembangkan Universitas al-Azhar ini, antara lain, sebagai antisipasi mengingat setiap tahunnya banyaklulusan al-Juneid yang melanjutkan studi ke Universitas al-Azhar. Dengankurikulum yang berkiblat ke al-Azhar memungkinkan para lulusannya tidakmenghadapi banyak kendala ketika melanjutkan studi ke universitas Islamtertua di dunia mata pelajaran umum, kurikulumnya disesuaikan denganstandar minimal Kementerian Pendidikan Singapura, sehingga lulusan al-30Wawancara dengan Ustadz Muhammad Zamri Lc., salah satu alumniMadrasah al-Juneid yang setelah melanjutkan studi ke Universitas al-AzharMesirmenjaditenagapengajar dialma-mater-nya.WawancaradilakukandiMadrasah al-Juneid tanggal 24-25 November 2010, disela-sela pe-nulismengikuti program short course yang diselenggarakan Kementerian Agamapada tanggal 1-30 Nopember 2010 di National University of Singapore NUS. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 447Juneid berpeluang melanjutkan/pindah ke sekolah/perguruan tinggi umumdengan cara mengikuti ujian persamaan sebagaimana dipersyaratkanKementerian Pendidikan menarik, pembelajaran materi umum di Madrasah al-Juneidmeng-gunakan pendekatan integrasi, integrated learning, dengan Melalui pendekatan ini, kajian-kajian tentang Biologi, Kimia,Fisika dan materi umum lainnya merupakan bagian yang terpisah darikajian Islam yang bersumber dari al-Qur'an dan Denganpendekatan islami ini, maka sebenarnya Madrasah al-Juneid telahmenerapkan 100% kurikulum integrasi ilmu atau islamisasi sains yang dikembangkan Madrasahal-Juneid agak berbeda dengan madrasah di Indonesia. Hasil penelitianpenulis terhadap kandungan agama Islam dalam Mata Pelajaran IPA33di Madrasah Aliyah menunjukkan bahwa hingga saat ini madrasah diIndonesia belum optimal melaku-kan upaya integrasi ilmu agama dan ilmuumum. Terbukti, dari hasil studi teks terhadap sejumlah buku pelajaran IPABiologi, Kimia, Fisika kelas X hingga kelas XII di Madrasah Aliyah, hampirtidak ditemukan upaya signifikan untuk "menghubungkan" ajaran Islamdalam setiap pembahasan materi IPA Biologi, Kimia, Fisika. Padahalupaya islamisasi ini sangat penting untuk mengatasi kian "tersingkirnya" matapelajaran agama di madrasah pasca perubahan statusnya, dari lembagaagama menjadi sekolah umum berciri khas agama lebih lanjut dalam Singapore Islamic Education System aConceptual Framework yang disusun oleh Youth Education Strategic UnitIslamic Religious Council of Singapore MUIS, yang dikeluarkan MUIStanggal 27 April pendekatan integrasi ilmu di Madrasah al-Juneid sangatterlihat saat penulis mengunjungi madrasah ini. Di halaman depan madrasahdekat resepsionist, terpampang jelas papan yang menggambarkan strategiislamisasi lebih lanjut dalam Mohammad Kosim, Kandungan Agama Islamdalam Mata Pelajaran IPA di Madrasah Yogyakarta; Pustaka Nusanttara,2011.34Sebagaimana dimaklumi, bahwa pasca pemberlakuan Undang-UndangNomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, madrasah yang sebelumnyadikenal sebagai sekolah agama berubah statusnya menjadi sekolah umumberciri khas agama Islam. Perubahan status ini berpengaruh pada perubahankurikulum yang didominasi mata pelajaran umum. 448 Al-Tahrir No. 2 November 2011Dalam sejarah Islam, pendekatan integrasi tersebut sebenarnya telahmen-jadi tradisi para ilmuwan muslim di zaman Hal ini ditandaidengan mun-culnya para filosof dan ilmuwan muslim yang ahli dalamberbagai disiplin ilmu pengetahuan. Sekedar menyebut contoh, dalam bidangkedokteran muncul; al-Razi866-909 M, Ibn Sina wafat 926 M, Ibn Zuhr1091-1162 M, Ibn Rusyd wafat 1198 M, dan al-Zahrawi wafat 1013 M.Dalam bidang filsafat muncul; al-Kindi 801-862 M, al-Farabi 870-950M, al-Ghazali 1058-1111 M, dan Ibn Rusyd wafat 1198 M. Dalam bidangilmu pasti dan ilmu pengetahuan alam muncul; al-Khawarizmi 780-850 M,al-Farghani abad ke-9, an-Nairazi wafat 922 M, Abu Kamil abad ke-10, Ibrahim Sinan wafat 946 M, al-Birn 973-1051 M, al-Khujandi lahir1000 M, al-Khayyani 1045-1123 M, dan Nashirudin al-Ths 1200-1274M.36Akan tetapi tradisi membanggakan tersebut menjadi redup di abadperte-ngahan. Pendekatan integrasi yang telah dibangun para ilmuwanmuslim era klasik berubah menjadi pendekatan dikotomi, ilmu agama danilmu umum. Akibatnya, pengembangan ilmu pengetahuan umum di kalanganumat Islam menjadi mandeg karena lebih terfokus pada kajian-kajian ilmuagama. Menyadari hal ini, sejumlah ilmuwan muslim era modern menggagasuntuk kembali ke pendekatan integrasi dalam studi Islam dan ini ditandai dengan munculnya istilah islamisasi sains yangdiprakarsai ismail Raji dan PrestasiTahun ajaran baru di Madrasah al-Juneid dimulai bulan Januari, samadengan sekolah umum milik pemerintah. Jam pelajaran berlangsung antara35Harun Nasution memetakan babakan sejarah politik dunia Islam ke dalamtiga periode, yaitu; periode klasik 650-1250 M, periode pertengahan 1250-1800M, dan periode modern 1800-sekarang. Baca lebih lanjut dalam Harun Nasution,Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan Jakarta BulanBintang, 1975, tersebut dikenalkan pertama kali oleh Ismail Raji al-Faruqi, ketikapada tahun 1982 menerbitkan buku berjudul Islamization of Knowledge GeneralPrinciples and Workplan. Istilah lain yang memiliki substansi sama denganislamisasi sains adalah dewesternisasi pengetahuan yang dikenalkan MuhammadNaquib al-Attas, desekularisasi sains, atau naturalisasi ilmu yang digagasbeberapa sarjana keislamana semisal I. Sabra. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 449pukul sampai jam dengan sekali istirahat,38 dan hari Ahadlibur. Ada beberapa fenomena menarik dari tradisi yang dikembangkanMadrasah al-Juneid, yaitu; pemisahan ruang kelas laki-laki dan perempuankecuali untuk tingkat rendah/ibtidaiyah, siswa laki-laki berpeci hitamsebagaimana umumnya santri di Indonesia, dan menjadikan bahasa Arabsebagai bahasa komunikasi di dalam dan di luar Tradisi ini menjadimenarik karena Madrasah al-Juneid berdiri di tengah-tengah pendudukSingapura yang modern-sekuler dan didominasi kultur Barat. Di Indonesia,tradisi-tradisi tersebut hanya ditemukan di madrasah-madrasah penerapan tradisi Islam yang ketat di Madrasah al-Juneidterkait dengan upaya lembaga ini membentengi siswanya dari ancamanmodernitas yang semakin tak terkendali, lebih-lebih warga Singapurasecara kultur telah berkiblat ke Barat. Sedangkan tradisi berbahasa Arabyang dikembangkan Madrasah al-Juneid-yang hal ini sulit dijumpai dimadrasah-madrasah lain di Singapura tampaknya terkait dengankecenderungan madrasah ini yang meng-hendaki lulusannya melanjutkanke universitas-universitas Islam di dunia. Sehingga bekal kemampuanberbahasa Arab akan mempermudah lulusannya diterima di universitasIslam terkemuka di dunia, seperti Universitas al-Azhar di Kairo danuniversitas di Saudi menjamin mutu pembelajaran dan mutu lulusan, Madrasah al-Juneid melakukan seleksi ketat terhadap calon siswa dan calon guru, dansecara kontinyu meningkatkan kualitas guru melalui beragam pendidikan danpelatihan. Khusus guru mata pelajaran umum, mereka juga dilatih agarmampu mengajar materi umum dengan pendekatan kegiatan yang berlangsung pada jam-jam sekolah, Madrasahal-Juneid juga mengembangkan kegiatan pembelajaran melalui programpengayaan dan remedial. Di luar mata pelajaran, madrasah ini jugaberupaya mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektra38Jam belajar di Madrasah al-Juneid diatur sebagai berikut; Senin - Kamis0730-1500; Jumat 0730-1230. Jam istirahat; 1015-10 penjelasan Ustadz Muhammad Zamri, Lc., bahasa Arab sebagaialat komunikasi di Madrasah al-Juneid mulai dikenalkan sejak tingkat tsanawiyah,dan berlaku efektif di tingkat aliyah. 450 Al-Tahrir No. 2 November 201140Banyaknya alumni al-Juneid yang melanjutkan studi ke universitas IslamdiTimurTengahdi-contohkanoleh UstadzMuhammadZamri dalamkasustahun 2010. Di tahun tersebut, lulusan madrasah di Singapura yang diterima diUniversitas al-Azhar sebanyak 40 orang. Dari jumlah ini, 30 siswa berasal dariMadrasah dari dikases 1 Februari seperti olahraga, kaligrafi, astronomi, nasyid islami, dan qiraatal-Qur' upaya yang dilakukan Madrasah al-Juneid tidak prestasi yang diraih siswa/alumni madrasah ini, baik dalam bidangakademik ataupun bidang lainnya. Misalnya, 90% dari lulusan al-Juneidditerima di sejumlah universitas di Malaysia dan Timur Dua lulusanmadrasah ini pernah menjadi mahasiswa terbaik di Universitas al-AzharMesir. Setiap tahun, lulusan terbaik madrasah ini juga dikirim ke Kuwaituntuk studi lanjut. Sejak tahun 2005, siswa al-Juneid selalu muncul sebagaiperaih emas/perak/perunggu dalam Kompetisi Internasional Matematika diAmerika Serikat. Di bidang seni suara, group Nasyid al-Juneid telah merilissejumlah album sejak tahun 1999 dan sering tampil dalam even-even islamidi samping itu, tidak sedikit alumni madrasah ini yang menjadi tokohagama dan telah memainkan peran penting dalam urusan umat Islam diSingapura, seperti Mufti Singapura Syed Muhammad Isa Semait, presidenMahkamah Sya-riah Salim Jasman dan pendahulunya Haji Abu BakarHashim, pemimpin agama Ustaz Ahmad Sonhaji, dan kepala sekolahMohamad Amin Muslim. Madrasah ini juga banyak melahirkan pemimpinMuslim di negara-negara Asia Tenggara, khususnya di Malaysia danBrunei. Sembilan puluh persen staf Dewan Islam Sarawak dan MenteriAgama Brunei Darussalam Datok Muhammad Zain adalah alumniMadrasah MADRASAHKendati secara umum keberadaan Madrasah al-Juneid cukupmembanggakan, tidak berarti lembaga ini terlepas dari masalah. Sebagaiinstitusi pendidikan yang dikelola kelompok minoritas yang berada di negaramaju non-muslim dan berbaur di tengah-tengah kultur yang secaraideologis berbeda dan bahkan bertentangan, Madrasah al-Juneid dan Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 451semua madrasah di Singapura menghadapi tantangan yang tidak ringan,diantaranya adalah Pertama, tuntutan dunia kerja. Kontribusi Madrasah al-Juneid dalammenyiapkan kader dan pemimpin Muslim tidak diragukan lagi. Sebagaimanapenjelasan di muka, banyak lulusan lembaga ini yang menjadi tokoh agamadi sejumlah instuti Islam di Singapura, Malaysia dan Brunai harus diingat, tidak semua lulusan al-Juneid akan menjadi juga dengan kasus pesantren di Indonesia, tidak mungkin semualulusan pesantren menjadi kiai. Bahkan hanya sebagian kecil dari merekayang akan menjadi tokoh agama. Dengan demikian, sebagian besar darilulusan madrasah akan bekerja di sektor lain untuk menopang dimaklumi, Singapura merupakan salah satu pusat bisnisdan perdagangan dunia. Dengan menerapkan sistem ekonomi terbuka,pelaku ekonomi di negara ini dikuasai dan dikendalikan oleh pemilik modaldan tenaga professional dari etnis Cina non-muslim, sedangkan etnis Melayu-muslim berada di pinggiran. Selama ini mereka tidak bisa bersaing karenamereka lemah di bidang modal dan keahlian. Karena itu, madrasah-madrasah di Singapura di samping membekali siswanya dengan ilmuagama harus pula memberi perhatian serius untuk menyiapkan bekal memadaibagi lulusannya agar bisa bersaing di dunia tuduhan Islam sebagai agama teroris. Sebagaimana dimaklumi,pasca penyerangan gedung World Trade Centre WTC 11 Nopember 2001,yang diikuti oleh serangkaian aksi radikal umat Islam di sejumlah belahandunia, pandangan negatif dan bias terhadap umat Islam semakin meningkat,lebih-lebih setelah diketahui para pelaku gerakan radikal tersebut adalah alumnilembaga pendidikan Islam tradisional semisal pesantren dan umat Islam di Singapura yang minoritas, tuduhan tersebut terasa beratkarena mereka hidup di sebuah negara sekuler yang selama ini dikenalsebagai negara sekutu Amerika-Israel yang selalu berpandangan negatifterhadap Islam. Apalagi tuduhan tidak mengenakkan itu sering disampaikansecara vulgar oleh para pejabat Singapura. Lee Kuan Yew, mantanPerdana Menteri Singapura, misalnya beberapa waktu lalu menyarankanagar umat Islam di negara ini mengembangkan sikap toleran dalam rangkamewujudkan integrasi nasional di tengah-tengah masyarakat Singapurayang majemuk. Ia memandang Islam di negeri ini menjadi batu sandungan 452 Al-Tahrir No. 2 November 201142Baca lebih lanjut dalam “Lee Kuan Yew Desak Muslim Lebih Moderat”,www. dikases 12 Februari diakses 6 November mewujudkan integrasi. Secara terbuka, ia mengungkapkan "Sayamengatakan saat ini bahwa kami dapat mengintegrasikan semua agama danras kecuali Islam".42Tuduhan bias tersebut harus direspon kreatif oleh umat Islam denganmenunjukkan-bukan hanya dalam tataran wacana, namun juga dalamwujud perilaku keseharian bahwa Islam adalah agama yang ramah, tolerandan sangat anti kekerasan. Bagi madrasah, respon tersebut harus puladiwujudkan ke dalam bentuk pengembangan kurikulum yang mengarah padapemahaman Islam inklusif, toleran dan cinta damai, agar lulusannya bisahidup bersama to live together secara damai di tengah-tengah wargaSingapura yang heterogen dari sisi budaya, agama, ras, dan suku tuntutan mutu. Sebagaimana dimaklumi, Singapura di sampingdi-kenal sebagai salah satu pusat perdagangan dunia, negara ini jugamerupakan salah satu negara yang sangat baik dalam mengelola University of Singapore NUS misalnya, merupakan universitasterbaik di Asia Tenggara, urutan ke-3 di Asia dan urutan ke-30 di heran jika banyak warga negara asing yang tertarik belajar di negaraini. Sukses pendidikan di Singapura tidak terlepas dari perhatian penuhpemerintah dalam membangun pendidikan, mulai jenjang pendidikan dasarhingga pendidikan tinggi. Perhatian pemerintah tersebut terlihat darifasilitas sekolah-sekolah di Singapura yang sangat memadai. Setiap sekolahdi negeri ini memiliki akses internet bebas. Setiap sekolah juga memilikiweb sekolah yang berguna untuk menghubungkan siswa, guru, danorangtua. Selain itu, di setiap kelas terdapat Liquid Crystal Display LCDsebagai media pembelajaran. Fasilitas lainnya adalah tersedianya sistemtransportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di Singapura sehinggamemudahkan siswa pergi-pulang lain yang menyebabkan Singapura menjadi negara dengansistem pendidikan terbaik adalah faktor pendidik. Untuk menjadi guru dinegeri singa ini sangat ketat dan calon guru yang diterima disesuaikandengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga bisa dipastikan semualulusan sekolah guru akan mendapat pekerjaan. Setelah terseleksi, para Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 453calon guru diberi pelatihan sebelum bekerja, sehingga guru-guru sudahmendapat bekal memadai sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untukguru-guru di Singapura juga sangat tinggi. Hal itu menyebabkan kehidupanguru-guru terjamin kesejahteraannya, sehingga mereka fokus padatugasnya sebagai madrasah di Singapura, hal tersebut menjadi tantangan tersendirimengingat madrasah berada di luar sistem pendidikan yang dikembangkanpemerintah. Madrasah, dengan kemampuannya sendiri yang terbatas harusbersaing dengan sekolah yang mendapat perhatian penuh dari tantangan gaya hidup Barat. Singapura secara geografisterletak di wilayah Asia Tenggara, namun dari aspek kultural kehidupansehari-hari di negara singa ini diwarnai gaya hidup Barat yang sekuler,individual, materialistik, dan hedonistik. Perkembangan media komunikasidan informasi yang semakin tak terbendung menjadikan gaya hidup Baratsemakin menjadi pilihan utama kaum remaja. Tidak sedikit generasi mudamuslim yang terjebak dalam gaya hidup itu, menjadi tantangan tidak ringan bagi madrasah untukmemben-tengi para siswanya agar tidak tergerus oleh budaya itu, madrasah dituntut untuk mampu mengembangkan program-program islami yang menarik perhatian para siswa agar mereka tidakmenoleh ke budaya Barat yang beberapa penjelasan di atas, maka jawaban atas masalah dalamkajian ini dapat disimpulkan sebagai berikutPertama, kurikulum yang dikembangkan di Madrasah al-Juneidawalnya murni bermuatan agama. Dalam perkembangannya, sejak tahun1960-an, dalam rangka menyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutanzaman, madrasah ini mem-perluas kurikulumnya dengan menambah matapelajaran umum, dengan komposisi 70% studi agama dan 30% studiumum. Namun, karena pembelajaran materi umum menggunakanpendekatan integrasi dengan ajaran Islam, maka sebenarnya kurikulumyang diterapkan di Madrasah al-Juneid adalah 100% kurikulum madrasah-madrasah yang ada di Singapura menghadapitantangan tidak ringan di masa depan. Tantangan tersebut adalah tuntutan 454 Al-Tahrir No. 2 November 2011dunia kerja, tuntutan mutu, tantangan gaya hidup Barat, dan tuduhanterhadap Islam sebagai agama teroris. Semua tantangan ini harus diresponkreatif oleh madrasah dengan mengembangkan program yang bermutuagar lulusannya bisa bersaing dengan lulusan sekolah, dan agar lulusannyamampu mengembangkan kehidupan islami yang sejuk dan toleran di tengah-tengah masyarakat Singapura yang RUJUKANAl-Faruqi, Ismail Raji. Islamisasi Pengetahuan. terj. Anas Pustaka, 1984 .Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi MenujuMillenium Baru. Jakarta Logos, Haidar Putra. Dinamika Pendidikan Islam di Asia Rineka Cipta, Surya. "Etnis Melayu; Penduduk Asli Singapura yang MakinTersingkir", dalam Suara Hidayatullah, Pebruari Munzir. Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru Alaf Riau, Mohammad. Kandungan Agama Islam dalam Mata PelajaranIPA di Madrasah. Yogyakarta Pustaka Nusantara, George. The Rise of Colleges Institutions of Learning in Islamand The West. Edinburg Edinburg University Press, Madrasah Sejarah dan Perke mbangannya. Jakarta Logos,1999. Mohammad Kosim, Pendidikan di Singapura 455Miel, Alice. Changing the Curriculum a School Process. New York;Apletion Century Company, Intan Azura. "Madrasahs in Singapore Bridging Between TheirRoles, Relevance and Resources", Journal of Muslim Minority Affairs,06 May Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran danGerakan. Jakarta Bulan Bintang, Islamic Education System a Conceptual Framework yangdisusun oleh Youth Education Strategic Unit Islamic Religious Councilof Singapore MUIS, edisi 27 April Pendidikan Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Karel A. Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islamdalam Kurun Moderen. Jakarta LP3ES, Ahmad. Sedjarah Pendidikan Islam, terj. Muchtar Jahja dan SanusiLatief. Jakarta Bulan Bintang, Bryan S, Kamaludin Mohamed Nasir and Alexux A. in Singapore;Piety, Politics and Policies. London RoutledgeTaylor & Francis Group, New International Dictionary. New York Gc MerriamCompany, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta Hidakarya Agung, 1996. ... The difference between general education and Islamic education is the emphasis of the educational goals. 20 As the ultimate human perfection is close to God in the world and the hereafter, Islamic education trains individual based on Islamic teachings from Allah Swt.. ...Zulkarnain ZulkarnainArdian Al HidayaEliyyil AkbarThe rise of immodesty among the young people towards the elderly implies the lack of cultural identity. This behavior is not only performed by individuals within the family environment but also the entire aspects of the educational environment and society. Dealing with this condition, it is necessary to re-actualize the social norms as local wisdom for future generations like Gayo community. Here are the norms to avoid violating actions. These rules are used as a foundation of life called Sumang. This paper focuses on the concepts of Gayo community norms within the framework of Islamic education. This research employed a descriptive qualitative using field research method. The sampling technique was purposive sampling by selecting the research participants consisting of the prominent tribal leader of Gayonese people. The data were collected by using observation and semi-structured interview. Then, the data were documented and analyzed through data reduction, display, and conclusion. The purpose of this paper is to explore the heritage value of Gayo community that can be used as a reference to respond to the challenges of future generations. The findings showed that the Gayo norms managing social interaction known as Sumang taboo consisting of Sumang Kenunulen sitting, Sumang perceraken talking, Sumang pelangkahan journey, Sumang penengonen seeing. Those concepts in Gayo community norms within the framework of Islamic education are to prevent a contradiction to the religion and the cultural values or it can be classified as disrespectful attitudes. These norms have also been the foundation for developing character education. الملخص يتزايد انتشار الخلافة بين الصغار والكبار بشكل متزايد ، مما يعني نقصًا في الأخلاق. هذا السلوك لا يتم فقط من قبل الأفراد في محيط الأسرة ولكن في جميع جوانب البيئة التعليمية وحتى المجتمع. لمعالجة هذا ، من الضروري الحفاظ على جدول الأعمال أو إعادة تفعيل المعايير الاجتماعية التي أصبحت حكمة محلية لأجيال. كما هو الحال في مجتمع Gayo ، لديها قواعد السلوك أو السلوك التي يجب تجنبها لخرق القيم. تستخدم القاعدة كنمط أساسي أو أساس للحياة يسمى سومانغ. تستعرض هذه الورقة معايير مجتمع Gayo ومفاهيم معايير مجتمع Gayo في إطار التعليم الإسلامي. تستخدم طريقة البحث هذه النوعية الوصفية ، مع البحث الميداني. استخدم المشاركون في هذه الورقة تقنية أخذ عينات هادفة ، وهي الشكل التقليدي لمجتمع جايو. طرق جمع ملاحظات البيانات ، ومقابلات الفصول ، والتوثيق أثناء تحليل البيانات باستخدام تقليل البيانات ، وعرض البيانات والاستنتاجات .الغرض من هذه الورقة هو استكشاف القيمة التراثية لمجتمع غايو ويمكن استخدامه كمرجع في الرد على تحديات الأجيال التي تفتقر إلى الأخلاق. تشير النتائج في هذا المجال إلى أن قواعد جايو التي تحكم التفاعل الاجتماعي تُعرف باسم سومانج كينونولن المتنافرة عند الجلوس ، ووسانجانج بيرسيكاكن المتناقض في قول الكلمات ، والسومانج بيلانجكان المتناقض في السفر ، وسومانج بيننغونين طرق متضاربة للرؤية ، إن مفهوم معايير مجتمع جايو في إطار التربية الإسلامية هو فعل يتعارض مع الدين ، لأنه يصنف كموقف غير جدير بالثناء وله تأثير غير موات ، ويمكن أن يكون هذا الأساس أساسًا لقيم الشخصية المتنامية. Abstrak Maraknya sikap ketidaksopanan antara yang muda terhadap yang tua semakin merambah sehingga mensiratkan minimnya etika. Tingkah laku tersebut bukan hanya dilakukan individu di lingkungan keluarga, namun pada seluruh aspek lingkungan pendidikan bahkan masyarakat. Untuk menyikapi hal tersebut, perlu agenda pelestarian atau mengaktualisasikan kembali norma-norma sosial yang sudah menjadi kebijaksaan lokal secara turun temurun. Sebagaimana pada masyarakat Gayo, mempunyai aturan perbuatan atau tingkah laku yang harus dijauhi karena melanggar nilai. Aturan tersebut dijadikan pola dasar atau landasan hidup yang disebut Sumang. Tujuan tulisan ini untuk menggali nilai pusaka masyarakat Gayo dan dapat dijadikan acuan dalam menjawab tantangan generasi yang minim moralitas. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dengan penelitian lapangan field research serta partisipan menggunakan teknik purposive sampling,yaitu tokoh adat masyarakat Gayo. Pengumpulan data menggunakan pengamatan, wawancara semiterstruktur, dokumentasi, sedangkan analisa data menggunakan data reduction, displaydata serta kesimpulan. Temuan di lapangan bahwa norma masyarakat Gayo yang mengatur tata pergaulan dalam berinteraksi dikenal dengan istilah sumang kenunulen sumbang ketika duduk, sumang perceraken sumbang dalam mengucapkan kata-kata, sumang pelangkahen sumbang dalam perjalanan, sumang penengonen sumbang cara melihat. Konsep norma-norma masyarakat Gayo dalam bingkai pendidikan Islam merupakan tindakan yang bertentangan dengan adat, agama karena tergolong sikap yang tidak terpuji dan berdampak tidak baik. Norma tersebut juga telah menjadi dasar untuk menumbuhkan nilai-nilai Heri Putra SuharyantoLaily Nur ArifaMuh Barid Nizarudin WajdiThere are not many methods of learning Islamic education PAI that have become the choice of educators teachers and lecturers, but from the choice of learning methods that are often chosen, there are still weaknesses in their application, so it is important to discuss the development of the methods. PAI learning in the aspect of types and supports. The method used in writing this article is in the form of a literature review which is a study with a tendency to carry out text or discourse analysis activities and is an investigation of an event related to the actions or writings being studied in order to obtain various relatively precise facts related to the development of the PAI learning method. in terms of types and modernization of Islamic education continues to be encouraged by structuring the Iranian education system based on the principles of Islamic teachings, without neglecting the modern education that has developed in the pre-revolutionary government, namely balancing religious education, science and technology. The process of modernization in Iran, especially those related to the modernization of Islamic education, educational renewal strategies, and aspects of being modernized are interesting to study. As an Islamic country that has successfully carried out a modernization revolution, it has made it equal to the western world. In this study, the authors tried to obtain material through information from the mass media, literature literature, namely collecting, reading and studying sources, obtaining material library research in the form of books. The method of discussion in this research is Synthesis Analysis Method, namely by means of rational and abstract logical approaches to the objective of thinking inductively and deductively as well as scientific analysis. Syamsul Ma'arifLeonard C. SebastianSholihan SholihanThis study sheds light on the identity of Islamic education in Indonesia and Singapore to fight against radicalism. This study focuses on comparing Indonesia and Singapore in awakening multicultural consciousness, particularly on philosophical and practical religious education. The crisis of ideology faced by Muslim society in the world has an impact on the genesis of religious movements that legitimate violence and terrorism. This study is based on the sociological perspective and aimed at knowing the philosophical and practical construction of Islamic education in Indonesia and Singapore. The focus of this study is on preventive and persuasive deradicalization. Religious education institutions in both countries have multi principles and practices of education, which is implemented particularly in preventing Islamic ideology that teaches violent values and terrorism. Anticipating the development of understanding radicalism, in both countries, Islamic education has formulated policies that are accommodating with universal values and cosmopolitanism of Islamic civilization. Such efforts are implemented by pesantren and madrasah in Indonesia and Singapore to build harmony among fellow human beings and transmit the character of egalitarian, democratic, humanist, inclusive, and civilized. Intan Azura MokhtarIslamic education in madrasahs Islamic religious schools, has generated much interest among policymakers and the general public in recent years. With its religiously based curriculum and exclusive Muslim enrolment, it has increasingly been subjected to scrutiny and critique. This has been exacerbated with recent terrorist threats and attacks that have resulted in deaths and destruction and where the perpetrators were said to have been schooled in madrasahs that taught “deviant” Islamic teachings. Although biased views against Muslims and Islamic education in madrasahs are not extremely widespread, it is important to explore the operations of madrasahs in Singapore so as to quell misconceptions that the general public may have, especially since these madrasahs are not part of the mainstream educational system. It is thus crucial to identify the role of madrasahs and their relevance in the Singapore education system and also look into the resources on which these institutions are run. This paper provides an overview of the madrasahs in Singapore, and looks at their roles, relevance, and resources through presenting the views of the instructors asatizah and of the pupils at selected madrassah schools and compares them with the views of teachers and students in mainstream book examines Muslims in Singapore, analysing their habits, practices and dispositions towards everyday life, and also their role within the broader framework of the secularist Singapore state and the cultural dominance of its Chinese elite, who are predominantly Buddhist and Christian. Singapore has a highly unusual approach to issues of religious diversity and multiculturalism, adopting a policy of deliberately managing religions’ - including Islam - in an attempt to achieve orderly and harmonious relations between different racial and religious groups. This has encompassed implicit and explicit policies of containment and enclavement’ of Muslims, and also the more positive policy of upgrading’ Muslims through paternalist strategies of education, training and improvement, including the modernisation of madrassah education in both content and orientation. This book examines how this system has operated in practice, and evaluates its successes and failures. In particular, it explores the attitudes and reactions of Muslims themselves across all spheres of everyday life, including dining and maintaining halal-vigilance; education and dress code; and practices of courtship, sex and marriage. It also considers the impact of wider international developments, including 9/11, fear of terrorism and the associated stigmatization of Muslims; and developments within Southeast Asia such as the Jemaah Islamiah terrorist attacks and the Islamization of Malaysia and Indonesia. This study has more general implications for political strategies and public policies in multicultural societies that are deeply divided along ethno-religious dalam Islam Sejarah Pemikiran dan GerakanHarun NasutionNasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta Bulan Bintang, Melayu; Penduduk Asli Singapura yang Makin Tersingkir", dalam Suara HidayatullahSurya FachrizalFachrizal, Surya. "Etnis Melayu; Penduduk Asli Singapura yang Makin Tersingkir", dalam Suara Hidayatullah, Pebruari Sejarah dan Perke mbangannyaMaksumMaksum. Madrasah Sejarah dan Perke mbangannya. Jakarta Logos, the Curriculum a School ProcessAlice MielMiel, Alice. Changing the Curriculum a School Process. New York;Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium BaruAzyumardi AzraAzra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru. Jakarta Logos, Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun ModerenKarel A SteenbrinkSteenbrink, Karel A. Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Moderen. Jakarta LP3ES, Pengetahuan. terj. Anas MahyudinIsmail Al-FaruqiRajiAl-Faruqi, Ismail Raji. Islamisasi Pengetahuan. terj. Anas Mahyudin. Bandung Pustaka, 1984. Oleh Fadh Ahmad Arifan *Penulis adalah alumni MI Khadijah kota Malang ISLAM sudah eksis di Singapura dulu Tumasik antara abad 8 M dan 11 M. Sejak masa kuno, Tumasik telah menjadi kota pelabuhan yang ramai disinggahi kapal-kapal para pedagang dari berbagai belahan dunia, India, Persia, Arab, dan termasuk Eropa. Bahkan sejak pertengahan abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20, Singapura menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, melalui produksi, reproduksi, dan distribusi kitab-kitab cetak keagamaan, dari wilayah Asia Tenggara maupun Timur Tengah dan Eropa Makalah Asep Saefullah, Tumasik Sejarah Islam Awal di Singapura 1200-1511 M, hal 21. Di era modern, pemeluk Islam di Singapura posisinya minoritas. Yakni sekitar 15% dari total keseluruhan penduduk Singapura. Dengan komposisi 14% ras melayu dan sisanya dari Arab, Pakistan dan India. Selain ketiga ras tersebut, di Singapura juga ditemukan orang Cina yang beragama Islam. Menurut Prof Hussin Mutalib dari National University of Singapore NUS, orang Cina yang memeluk agama Islam makin meningkat, tapi jumlahnya terbilang masih kecil Mazlan nordin, Nasib Penduduk Minoriti Islam, 12 April 2009. Singapura tentunya dikenal sebagai negara sekuler. Meskipun begitu, menjalankan syariat Islam di Negeri ini bagi umat Islam bukanlah hal yang sulit. Demikian disampaikan Ketua Indonesian Muslim Association In Singapore IMAS Imanuddin Amril dalam pertemuan dengan Perhimpunan Baitul Maal Wat Tamwil Indonesia. “Alhamdulillah kita bisa menjalankan syariat,” ujar Imanuddin. Singapura, kata Imanuddin, juga mendukung keberadaan komunitas muslim di sana. Bentuk konkretnya adalah banyaknya masjid yang dikelola secara profesional. “Kebanyakan muslim berasal dari penduduk lokal hingga pendatang, termasuk dari Indonesia,” kata Imanuddin Republika online, 26 Oktober 2013. Kondisi Madrasah di Singapura Berbicara pendidikan, Negara kecil ini muliakan guru seperti halnya di Finlandia dan Korea selatan. Gaji guru pemula di Singapura setara dengan gaji insinyur. Gaji guru disana mencapai USD atau senilai dengan Rp 512 juta per tahun. Tapi perlu diingat, biaya hidup disana juga tinggi. Wajar para guru disokong dengan gaji sebesar itu Radar Malang kamis, 18 agustus 2016 hal 40. Eksistensi Pendidikan Muslim di Singapura tak lepas dari perkembangan Madrasahnya. Madrasah dikelola secara modern dan profesional, dengan kelengkapan perangkat keras dan lunak. Waktu penyelenggaraan belajar mengajar dimulai dari pukul hingga Lama waktu ini juga berlaku di sekolah-sekolah umum dan non-madrasah. Agar tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi, maka di setiap madrasah dibangun laboratorium komputer dan internet, serta sistem pendukung pendidikan audio converence. Selain dilengkapi fasilitas internet, setiap madrasah juga mempunyai server tersendiri bagi pengembangan pendidikan modern. Helmiati, Jurnal Toleransi, Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013, hal 91. Perlu diketahui, di negeri yang menampung koruptor dan pengusaha hitam asal Indonesia ini terdapat Madrasah Al-Juneid. Usia lembaga ini sudah lebih dari 88 tahun. Sudah banyak alumni sukses yang dihasilkan terutama dalam bidang agama Islam. Beberapa mufti pemimpin agama Islam di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darusalam adalah lulusan Al-Juneid. Madrasah Al-Juneid juga membatasi interaksi antar murid berbeda jenia kelamin secara bebas. Kelas diatur secara terpisah untuk murid putra dan putri. Tangga untuk murid putra dan putri pun dibuat berbeda. Pidato dalam Bahasa Arab dan tilawah Al Quran menjadi hal rutin yang ditampilkan oleh murid tiap pagi. Yang paling menarik adalah ikrar pagi berisi pula dengan kalimat yang menunjukkan kebanggaan dan kecintaan mereka sebagai warga negara Singapura. Evy sofia, “Inilah madrasahnya orang Singapura”, 11 April 2015. Masih terkait madrasah, perlu juga menyimak hasil riset yang berjudul “Dinamika madrasah di Singapura pasca Kemerdekaan”. Disertasi ini dilihat judulnya tergolong historical research. Abdul rahim bin Mohd Don berhasil mempertahankan karya ilmiahnya di Pascasarjana UMM Malang pada 8 Mei 2017. Masa studi beliau 3 tahun 10 bulan. Raihan Indeks prestasinya berpredikat “sangat memuaskan”. Disertasi pak Rahim diuji oleh Prof Dr. Djakfar SH, dosen ekonomi Islam di S2 studi islam UIN Malang, Prof Dr. Syamsul arifin, Pradana boy aktivis JIMM dan seorang penguji perempuan. Dr Latipun bertindak sebagai ketua Dewan penguji dan Ust. Prof. Dr Tobroni sebagai sekretaris penguji. Yang menarik Ust. Dr. Abdul haris kini ketum PD Muhammadiyah kota Malang. Ahli bahasa Arab ini hanya memberi masukan perbaikan judul, abstrak dan kesesuaian metodologi. Dalam disertasi yang cukup tebal ini, kurikulum yang diterapkan di madrasah hanya ditekankan pada kajian agama terutama bahasa arab. Para alumni Madrasah mendapat stigma bahwa mereka pastinya menjadi ustadz/Da’i. Sementara bila mereka mencoba profesi lainnya belum tentu diterima oleh masyarakat. Ust Moh Nurhakim turut menjadi Co Promotor 1. Beliau menanyakan kedisiplinan siswa madrasah bila dikaitkan dengan budaya disiplin ala Singapura. Di madrasah yang menjadi fokus disertasi ini, bila ada siswa ketahuan mencuri 3 kali maka langsung dikeluarkan. Begitu yang dikatakan pak Rahim. Menariknya, dalam ujian terbuka ini saya baru mengetahui bahwa “karena perubahan tata ruang kampung Melayu ke apartemen-apartemen membuat jumlah madrasah menyusut, dari 30 madrasah menjadi 6 madrasah.” Pak Rahim menegaskan tanah-tanah di Singapura bukan milik pribadi lagi dan dibebani pajak tinggi. Sehingga membuat orang melayu tersingkir. Enam buah madrasah yang tersisa di bawah supervisi Majelis Ugama Islam Singapura MUIS. Keenam madrasah itu adalah Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiah, Madrasah Al-Maarif Al-Islamiah, Madrasah Al-sagoff Al-Islamiah, Madrasah Al-Junied Al-Islamiah, Madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah, dan Madrasah Wak Tanjong Al-Islamiah. Sebelum menutup artikel ini, dibalik kemajuan Singapura yang konon disana tak ada demokrasi tetapi hukumnya berjalan, ada pihak yang kian terpinggirkan dan dibatasi gerak geriknya. Akankah Muslim indonesia dimasa depan akan mengalami hal yang sama?. Wallahu’alam. [] AbstractSekolah Agama di Singapura disebut madrasah. Ia ditubuhkan oleh ulama yang bermurah hati untuk mewakafkan tanah dan bangunan untuk tujuan pendidikan Islam kepada masyarakat Islam yang merupakan golongan minoriti di Singapura. Artikel ini bertujuan untuk mengenalpasti bagaimana pengurusan sekolah agama rakyat atau disebut madrasah dilaksanakan di Singapura bagi memastikan kelangsungan pendidikan Islam kepada masyarakat Islam. Pengumpulan data menggunakan temubual terbuka kepada pentadbiran bahagian Madrasah dan bahagian masjid di Majlis Ugama Islam Singapura MUIS untuk mendapatkan maklumat tentang pengurusan madrasah di samping memperolehi maklumat dari pelbagai sumber yang lain. Di Singapura, semua madrasah yang ditubuhkan perlu di bawah pengawasan dan kawalan Majlis Ugama Islam Singapura MUIS. Terdapat tiga jenis sekolah agama di Singapura iaitu madrasah sepenuh masa, madrasah separuh masa dan pengajian umum. Kurikulum yang digunakan oleh madrasah sepenuh masa ialah kurikulum azhari dan kurikulum kebangsaan. Madrasah separuh masa yang dijalankan di masjid menggunakan kurikulum aLIVE iaitu sebahagian dari pelaksanaan program Singapore Islamic Education of Singapore SIES. Madrasah swasta pula menjalankan aktiviti pendidikan Islam secara tusyen dan separuh masa denan membina kurikulum sendiri terutama untuk pengajian al-Quran dan Fardu Ain. Manakala NGO hanya berfungsi sebagai pendokong kepada pelaksanaan pendidikan Islam kepada masyarakat melalui aktiviti dakwah dan kelas-kelas pengajian agamaJournalHistorySimilar works